liburanhemat.id – Pernahkah kamu bepergian sendiri, lalu tiba-tiba jatuh cinta pada sebuah kota? Itulah yang terjadi saat aku memutuskan solo traveling ke Semarang, kota di pesisir utara Jawa yang ternyata menyimpan lebih banyak cerita daripada yang kubayangkan. Perjalanan ini bukan hanya soal menjelajah tempat baru, tapi juga tentang mengenal diri sendiri dan mungkin, mengenang cinta pertama.
Awal Perjalanan: Antara Rindu dan Keingintahuan
Solo traveling seringkali membawa rasa campur aduk: bebas tapi kadang sepi, penuh semangat tapi juga penuh pertanyaan. Aku memesan tiket kereta ke Semarang tanpa banyak rencana, hanya ingin menyepi sejenak dari rutinitas. Tapi siapa sangka, Semarang diam-diam menyiapkan kejutan.
Setibanya di Stasiun Tawang, nuansa klasik langsung menyapa. Bangunan tua dengan sentuhan arsitektur kolonial Belanda membuatku serasa kembali ke masa lalu. Dan saat itulah, satu nama terlintas: dia. Cinta pertama yang pernah kusembunyikan rapi dalam album kenangan.
Kota Lama: Menyusuri Jejak Waktu
Kota Lama Semarang adalah destinasi wajib bagi siapa saja yang suka sejarah, fotografi, atau sekadar ingin menikmati kopi di bangunan bergaya Eropa. Di sinilah aku melangkah perlahan, seperti menyusuri ingatan.
Berjalan di antara bangunan-bangunan tua, aku mendapati kedamaian. Kafe-kafe kecil, galeri seni, dan musisi jalanan membuat suasana begitu hidup. Di satu sudut, aku duduk di bangku taman, membuka buku catatan kecil yang dulu sering kutulis saat SMA—tentang cinta pertama, tentang harapan yang kini terasa lucu namun hangat.
Lawang Sewu: Misteri dan Romansa
Tak jauh dari Kota Lama, aku mengunjungi Lawang Sewu, ikon misterius penuh cerita. Meski dikenal angker, tempat ini menyimpan sejarah panjang yang layak dihargai. Lorong-lorongnya sepi tapi magis. Dan di satu titik, aku membayangkan berjalan bersama seseorang di sampingku—bukan untuk mengusir takut, tapi karena tempat ini begitu indah jika dibagikan dengan orang spesial.
Cinta Pertama dalam Perspektif Baru
Perjalanan ini mengajarkanku bahwa solo traveling bukan berarti sendiri dalam arti sepi. Justru, aku belajar berdialog dengan diri sendiri. Semarang mempertemukanku kembali dengan bagian dari masa lalu yang dulu sempat kulewati terlalu cepat.
Mungkin cinta pertama memang tidak untuk dimiliki, tapi bisa jadi cermin—untuk memahami siapa kita sekarang.
Tips Solo Traveling ke Semarang
-
Transportasi: Naik kereta api ke Stasiun Tawang adalah pilihan paling nyaman. Bisa juga lewat Bandara Ahmad Yani.
-
Penginapan: Banyak hotel atau hostel ramah solo traveler di sekitar Kota Lama.
-
Kuliner: Jangan lewatkan lumpia, tahu gimbal, dan es puter Cong Lik!
-
Waktu terbaik: Datanglah saat weekday untuk menghindari keramaian.
Kembali dengan Cerita
Aku pulang dari Semarang dengan hati yang lebih ringan. Bukan karena cinta pertama itu kembali, tapi karena aku bisa melihatnya dengan senyuman. Kota Lama tak hanya menyimpan jejak sejarah, tapi juga jejak perasaan yang dulu pernah membentukku.