liburanhemat.id – Traveling sekarang nggak cuma soal destinasi, tapi juga soal gaya. Ada yang suka jalan-jalan super hemat dengan tas ransel lusuh, ada juga yang tetap nginap di hotel kece walaupun tetap bawa ransel. Nah, kamu masuk yang mana nih—backpacker atau flashpacker?
Meski sama-sama mengusung semangat petualangan dan kebebasan, ternyata ada perbedaan cukup mencolok antara keduanya. Yuk, kita bahas satu per satu, siapa tahu kamu jadi lebih tahu gaya traveling kamu yang sebenarnya!
1. Soal Budget: Hemat vs Nyaman
Backpacker identik dengan budget yang super hemat. Mereka nggak segan-segan nginep di dormitory, naik kendaraan umum sebisanya, bahkan makan di warung kaki lima demi menekan pengeluaran. Semua dilakukan demi bisa jalan-jalan lebih lama atau ke lebih banyak tempat.
Sementara itu, flashpacker biasanya punya budget lebih longgar. Mereka tetap suka petualangan, tapi nggak masalah keluar uang lebih untuk kenyamanan—entah itu buat hotel yang lebih bersih, transportasi lebih cepat, atau makan di tempat yang lebih proper.
2. Peralatan dan Teknologi
Backpacker biasanya membawa barang secukupnya. Prinsip mereka: bawa yang penting aja, dan jangan sampai ribet. Power bank? Mungkin bawa. Laptop? Jarang. Kamera? Kalau ada, biasanya yang simpel.
Sedangkan flashpacker biasanya membawa gadget lengkap. Mereka bisa bawa laptop, kamera mirrorless, drone, sampai stabilizer buat bikin konten. Wajar sih, karena banyak flashpacker juga merangkap sebagai digital nomad atau travel content creator.
3. Gaya Hidup Saat Traveling
Backpacker rela tidur di bandara, numpang mandi di stasiun, dan naik bus malam demi hemat biaya penginapan. Mereka lebih spontan, fleksibel, dan kadang ngikut arus aja selama traveling.
Flashpacker lebih terencana. Mereka bisa tetap spontan, tapi suka ada rencana dasar—hotel udah dibook, itinerary sudah kira-kira jelas, dan mereka cenderung pilih opsi yang bikin perjalanan tetap nyaman dan efisien.
4. Tujuan Perjalanan
Backpacker seringkali lebih tertarik ke pengalaman lokal dan budaya. Mereka pengen “hidup seperti orang lokal”, coba makanan pinggir jalan, dan ngobrol sama penduduk setempat.
Flashpacker juga suka budaya lokal, tapi kadang pengalaman yang mereka cari lebih balance antara budaya dan kenyamanan. Misalnya, ikut tur privat ke desa tradisional, lalu balik ke hotel boutique untuk bersantai.
Jadi, Kamu yang Mana?
Nggak ada yang salah atau lebih baik antara backpacker dan flashpacker. Semua balik ke tujuan dan preferensi kamu saat traveling. Mau gaya hemat dan bebas ala backpacker, atau mau tetap nyaman tapi tetap petualang ala flashpacker—yang penting, kamu menikmati perjalanannya.
Oh ya, nggak jarang juga lho orang berubah dari backpacker ke flashpacker seiring waktu (dan gaji yang naik 😁). Jadi, santai aja, nikmati prosesnya.