liburanhemat.id – Pernahkah kamu merasa penat dengan gemuruh kota, kemacetan, dan hiruk pikuk rutinitas harian? Aku juga. Itulah kenapa perjalanan dari jantung Filipina yang sibuk—Manila ke Palawan yang tenang dan memikat menjadi pelarian yang luar biasa. Dari cityscape yang tak pernah tidur ke surga tropis yang nyaris tak tersentuh, inilah kisah perjalanan yang mengubah cara pandangku tentang liburan.
Manila: Kota yang Tak Pernah Kehilangan Energinya
Perjalanan ini dimulai dari Manila, kota metropolitan yang kontras. Di satu sisi, kamu bisa menemukan mal terbesar di Asia Tenggara, gedung pencakar langit, dan jalanan yang tak pernah sepi. Di sisi lain, jejak sejarah kolonial dan budaya lokal masih kental terasa. Aku sempat mampir ke Intramuros—kota tua yang membawa kita ke era Spanyol. Malam harinya, deretan restoran dan bar di Poblacion menjadi tempat sempurna untuk menikmati sisi modern Manila.
Namun, setelah dua hari penuh mengeksplorasi kota, aku tahu: sudah waktunya menuju laut.
Menuju Palawan: Sekilas Rasa Surga
Dari bandara NAIA, penerbangan singkat sekitar satu jam membawaku ke Puerto Princesa, gerbang menuju Palawan. Saat pesawat mulai menurun dan pulau-pulau kecil mulai terlihat dari jendela, jantungku ikut berdebar. Laut biru kehijauan dan pantai putih seolah menyambut dengan tangan terbuka.
Tujuan pertama? El Nido.
El Nido: Lukisan Hidup dari Tuhan
Jujur saja, tidak ada kata yang cukup menggambarkan El Nido. Bayangkan karst raksasa yang menjulang dari laut, laguna-laguna tersembunyi yang hanya bisa diakses dengan perahu kecil, dan air sebening kaca yang membuatmu merasa seperti berenang di akuarium.
Aku ikut island hopping tour—dan itu adalah highlight dari seluruh perjalanan. Big Lagoon, Secret Beach, dan Shimizu Island adalah tempat-tempat yang terasa seperti dunia lain. Snorkeling di sana? Luar biasa. Rasanya seperti masuk ke dunia Finding Nemo versi nyata.
Coron: Diam-Diam Menawan
Setelah El Nido, aku melanjutkan ke Coron. Lebih sepi, lebih tenang, tapi tak kalah menawan. Danau Kayangan dan Barracuda Lake adalah dua spot yang benar-benar menyihir. Airnya begitu jernih dan terasa magis. Coron juga surga bagi para penyelam, dengan bangkai kapal Perang Dunia II yang tersembunyi di dasar laut.
Refleksi: Dari Bising ke Hening
Perjalanan dari Manila ke Palawan bukan hanya soal destinasi, tapi juga transformasi. Dari keramaian kota ke ketenangan laut, dari bangunan beton ke alam yang murni. Aku merasa lebih terhubung dengan diriku sendiri, dan lebih menghargai keindahan sederhana yang sering terlupakan.